Cinta lalu benci?
Jika cinta telah berubah menjadi benci
Jika cinta telah menjelma menjadi benci, maka ketahuilah bahwa sebenarnya cinta yang dulu engkau bangun bersamanya itu bukan karena Allah. Ibnu al qoyyim berkata:
Begitulah akhir kisah cinta yang tidak dibangun atas pondasi cinta karenaNya. Ia akan berujung pada permusuhan, kebencian, dan kehancuran.
Ini pula yang di katakan oleh mereka yang telah gagal dalam memilih sosok teman atau bahkan sahabat ketika di dunia.
Allah berfirman:
Dia bahkan mencela dirinya sendiri. Kenapa? Karena sahabatnya tersebut telah melalaikannya dari mengingat Allah,
menyibukkannya dengan dunia,
membuatnya tidak lagi berbakti kepada kedua orang tua.
Sesungguhnya cinta yang seperti itu benar benar akan membinasakan pemiliknya di akhirat kelak.
Ingatlah, bahwa manisnya cinta yang seperti ini hanya sementara. Bahkan ketika engkau telah menemukan gerbang kehancuran didepan mata, disaat itu pula engkau seolah olah lupa dengan semua suka dan bahagia dari cintamu ketika di dunia bersama mereka.
Tak ada lagi rasa persaudaraan saat itu!
Yang ada hanyalah saling menyalahkan!
Saling mendoakan satu sama lain dengan laknat dan azab!
Yang tersisa adalah rasa amarah dihati dan kebencian yang semakin mendalam.
Kemudian Allah juga berfirman:
Inilah keadaan keadaan orang yang dahulu didunia saling mencintai,
Saling tolong menolong,
Menjalin hubungan,
membuat tim dan saling bekerja sama,
namun diakhirat mereka akan saling mencela, saling memaki dan membenci satu sama lain. Ini terjadi tidak lain karena cinta yang mereka bangun tidak berlandaskan cinta karena Allah.
Pembaca sekalian,
Cinta terbagi menjadi 4, sebagaimana yang dijelaskan imam ibnul qoyyim al jauziyah dalam kitab al jawabul kaafi.
1. Cinta kepada Allah
Namun cinta ini saja tidak dapat menyelamatkan sesorang dari azab api neraka, karena orang yahudi dan nasrani juga mencintai Allah.
2. Cinta kepada apa apa yang Allah cintai.
Ini adalah cinta yang memasukkan seseorang kedalam islam dan mengeluarkannya dari kekufuran. Dan hamba yang paling Allah cintai, adalah hamba yang paling kuat dan paling mendalam cintanya pada jenis ini.
3. Cinta karena Allah.
Ini adalah bagian penting dari pondasi cinta bagi mereka yang menginginkan agar cinta dapat bertahan sampai kesurga.
4. Cinta bersama Allah.
Ini adalah cinta orang orang musyrik, karena barang siapa yang mencintai sesuatu bersama Allah ( menjadikan cintaNya dan kepada selainNya setara) maka sungguh ia telah menjadikan bagi Allah sekutu. Naudzubillah.
Itulah pembagian al mahabbah.
Cinta yang selama ini kita bangun dengan orang orang yang kita sayang, dengan keluarga, dengan guru guru, dengan teman dan tetangga, termasuk jenis cinta yang mana kah?
Sudahkah cinta itu membuat kita semakin dekat dengan Allah?
Atau malah, menjauhkan kita dariNya?
Semoga Allah selalu memimbing kita untuk dapat berjalan diatas sunnah RasulNya.
Jakarta 19/04/19
Aozora.F
Jika cinta telah menjelma menjadi benci, maka ketahuilah bahwa sebenarnya cinta yang dulu engkau bangun bersamanya itu bukan karena Allah. Ibnu al qoyyim berkata:
"
Semua cinta yang tidak berlandaskan cinta kepada Allah, akan berakhir dengan kebencian.
"
Begitulah akhir kisah cinta yang tidak dibangun atas pondasi cinta karenaNya. Ia akan berujung pada permusuhan, kebencian, dan kehancuran.
Ini pula yang di katakan oleh mereka yang telah gagal dalam memilih sosok teman atau bahkan sahabat ketika di dunia.
Allah berfirman:
(يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا * لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا)
[سورة الفرقان 28 - 29]
Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),
sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”
menyibukkannya dengan dunia,
membuatnya tidak lagi berbakti kepada kedua orang tua.
Sesungguhnya cinta yang seperti itu benar benar akan membinasakan pemiliknya di akhirat kelak.
Ingatlah, bahwa manisnya cinta yang seperti ini hanya sementara. Bahkan ketika engkau telah menemukan gerbang kehancuran didepan mata, disaat itu pula engkau seolah olah lupa dengan semua suka dan bahagia dari cintamu ketika di dunia bersama mereka.
Tak ada lagi rasa persaudaraan saat itu!
Yang ada hanyalah saling menyalahkan!
Saling mendoakan satu sama lain dengan laknat dan azab!
Yang tersisa adalah rasa amarah dihati dan kebencian yang semakin mendalam.
Allah berfirman:
(قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ فِي النَّارِ ۖ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا ۖ حَتَّىٰ إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَٰؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ ۖ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَٰكِنْ لَا تَعْلَمُونَ * وَقَالَتْ أُولَاهُمْ لِأُخْرَاهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ)
[سورة اﻷعراف 38 - 39]
“Masuklah kamu ke dalam api neraka bersama golongan jin dan manusia yang telah lebih dahulu dari kamu. Setiap kali suatu umat masuk, dia melaknat saudaranya, sehingga apabila mereka telah masuk semuanya, berkatalah orang yang (masuk) belakangan (kepada) orang yang (masuk) terlebih dahulu, “Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami. Datangkanlah siksaan api neraka yang berlipat ganda kepada mereka” Allah berfirman, “Masing-masing mendapatkan (siksaan) yang berlipat ganda, tapi kamu tidak mengetahui.”
Kemudian Allah juga berfirman:
(هَٰذَا فَوْجٌ مُقْتَحِمٌ مَعَكُمْ ۖ لَا مَرْحَبًا بِهِمْ ۚ إِنَّهُمْ صَالُو النَّارِ * قَالُوا بَلْ أَنْتمْ لَا مَرْحَبًا بِكُمْ ۖ أَنْتُمْ قَدَّمْتُمُوهُ لَنَا ۖ فَبِئْسَ الْقَرَارُ * قَالُوا رَبَّنَا مَنْ قَدَّمَ لَنَا هَٰذَا فَزِدْهُ عَذَابًا ضِعْفًا فِي النَّارِ)
[سورة ص 59 - 61]
(Dikatakan kepada mereka), “Ini rombongan besar (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka).” Tidak ada ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka (kata pemimpin-pemimpin mereka).
Mereka berkata (lagi), “Ya Tuhan kami, barangsiapa menjerumuskan kami ke dalam (azab) ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dua kali lipat di dalam neraka.”
Inilah keadaan keadaan orang yang dahulu didunia saling mencintai,
Saling tolong menolong,
Menjalin hubungan,
membuat tim dan saling bekerja sama,
namun diakhirat mereka akan saling mencela, saling memaki dan membenci satu sama lain. Ini terjadi tidak lain karena cinta yang mereka bangun tidak berlandaskan cinta karena Allah.
Pembaca sekalian,
Cinta terbagi menjadi 4, sebagaimana yang dijelaskan imam ibnul qoyyim al jauziyah dalam kitab al jawabul kaafi.
Cinta itu terbagi menjadi 4, wajib bagi kita untuk membedakannya satu sama lain, jika tidak maka sesatlah mereka yang tidak pandai memilahnya.
1. Cinta kepada Allah
Namun cinta ini saja tidak dapat menyelamatkan sesorang dari azab api neraka, karena orang yahudi dan nasrani juga mencintai Allah.
2. Cinta kepada apa apa yang Allah cintai.
Ini adalah cinta yang memasukkan seseorang kedalam islam dan mengeluarkannya dari kekufuran. Dan hamba yang paling Allah cintai, adalah hamba yang paling kuat dan paling mendalam cintanya pada jenis ini.
3. Cinta karena Allah.
Ini adalah bagian penting dari pondasi cinta bagi mereka yang menginginkan agar cinta dapat bertahan sampai kesurga.
4. Cinta bersama Allah.
Ini adalah cinta orang orang musyrik, karena barang siapa yang mencintai sesuatu bersama Allah ( menjadikan cintaNya dan kepada selainNya setara) maka sungguh ia telah menjadikan bagi Allah sekutu. Naudzubillah.
Itulah pembagian al mahabbah.
Cinta yang selama ini kita bangun dengan orang orang yang kita sayang, dengan keluarga, dengan guru guru, dengan teman dan tetangga, termasuk jenis cinta yang mana kah?
Sudahkah cinta itu membuat kita semakin dekat dengan Allah?
Atau malah, menjauhkan kita dariNya?
Semoga Allah selalu memimbing kita untuk dapat berjalan diatas sunnah RasulNya.
Jakarta 19/04/19
Aozora.F
Komentar
Posting Komentar