Memetik semangat dari kisah Thariq bin Ziyad

Musim hujan tiba..
Begitu banyak kepingan kisah mulai menyapa
Mulai dari ujian tengah semester dengan masa sebulan lebih.
Baru beberapa hari bernafas rasanya,
Pengumuman ujian akhir semester beserta jadwalnya sudah diterbitkan pula.
Mungkin ia berat,
Namun ada hal baiknya.
Bukankah bagi mereka yang telah membaca sejarah sudah memahami?
Aku teringat sebuah kisah..

Musim panas di tahun 92H,


Ketika pasukan Thariq bin Ziyad tiba di Andalusia beliau berkhutbah dihadapan pasukannya, seraya berkata:

  أيها الناس، أين المَفَرُّ؟ البحرُ من ورائكم، والعدوُّ أمامَكم وليس لكم واللَّهِ إلا الصدقُ والصَبْرُ. واعلموا أنكم في هذه الجزيرة أَضْيَعُ من الأيتام في مَأْدُبَةِ اللِّئام، وقد اسْتَقْبَلَكم عدوّكم بِجَيْشِهِ وأَسْلِحَتِهِ، وأَقْواتُه موفورةٌ ، وأنتم لا وَزَرَ لكم إلا سيوفُكم ولا أقواتَ إلا ما تَسْتَخْلِصُونَه من أيدِي عدوِّكم، وإِن امْتَدِّتْ بكم الأيامُ على افتقارِكم ولم تُنْجِزوا لكم أمراً ذهبتْ رِيحُكم، وتَعَوّضَتِ القلوبُ من رُعْبِها منكم الجَرَاءَةَ عليكم، فادفعوا عن أنفسكم خُذْلانَ هذه العاقبة من أمركم بِمُنَاجَزَةِ هذا الطاغية.

Cukup panjang, mari sekarang kita fokuskan pada kalimat :

، وإِن امْتَدِّتْ بكم الأيامُ على افتقارِكم ولم تُنْجِزوا لكم أمراً ذهبتْ رِيحُكم

Jikalau kita tidak berperang sekarang juga maka hari hari akan berlalu menjadi begitu panjang, maka kekuatan kalianpun akan berkurang seiring berjalannya waktu.

Thariq mengetahui bahwa, tak mengapa sekarang kita berlelah lelah, karena pada detik ini kita masih punya kekuatan penuh.
Kini kita telah sampai di negara musuh, kita tak akan bisa makan dan minum dengan cukup sebagaimana kondisi kita di negara sendiri. Bagaimana jadinya nanti bila kita biarkan hari hari berlalu ,tentu ini akan membuat kekuatan pasukan semakin melemah diatas kelemahan.

Lihat bagaimana cerdasnya pemimpin pasukan perang ini. Ia menimbang mashlahat dan mudhorot sehingga tepat keputusannya. Dengan rahmat dan kasih sayang Allah, Allah berikan kemenangan atas kaum muslimin melalui pasukan Tahriq bin Ziyad -rahimahumullah-.

Itulah mereka, para pejuang dijalan Allah. Mereka telah mengukir sejarah yang indah dengan tinta emas.

Sekarang, kembalikan pada diri kita. Kalian tahu apa kesamaan antara kita dengan mereka?
Kita sebagai penuntut ilmu dan mereka sebagai pasukan perang.
Bukankah menuntut ilmu juga bagian dari jihad fi sabilillah?

Allah taala berfirman

(وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ)
“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka, beberapa orang untuk memerdalam pengetahuan mereka tentang agama, dan memberi peringatan kepada kaumnya, apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)

Seorang penuntut ilmu bagaikan seorang mujahid.

Setiap kali ia keluar dari rumahnya  menuju tempat untuk dia menunut ilmu disana, maka dia sedang berada dijalan Allah.
فهو في سبيل الله
Maka sadarilah keutamaan yang Allah berikan kepada penuntut ilmu agama.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tak seluruh orang mampu ikut berperang. Ada beberapa persyaratan dan kriteria hingga bisa bergabung dibarisan pejuang.
Begitu pula dengan penuntut ilmu.
Mereka adalah pilihan - pilihan Allah. Allah melebihkan mereka dari hamba - hambaNya yang lain.

Dari Abdullah bin Abbas - radiyallahu anhu- Rasulullah - صلى الله عليه و سلم- bersabda :

من يرد الله به خيرا يفقه في الدين
(أخرجه الترمذي و أحمد)

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan untuknya, maka Allah akan faqihkan dia dalam urusan agamanya.

Faqih artinya secara bahasa adalah faham.
Maka berbahagialah yang sekarang dalam proses memahami agama dengan benar. Bersyukurlah kepada Allah karena kita termasuk yang terpilih diantara hamba  lainnya.
  Maka, apakah kita akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini dengan kelalaian kita? Dengan tidak sungguh- sugguh kita? Bukankah kita sedang berperang? Apa kita akan biarkan musuh memenggal leher leher kita sedangkan kita hanya duduk santai diatas bantal kita?

Tentu tidak!
Kita akan melawan mereka dan berjuang membela agama ini.
Semoga Allah mematikan kita semua diatas jalanNya ..
Aamiin

Jakarta, 16/11/18
Aozora.F

Komentar

Postingan Populer