Ketika sampan mulai oleng
Tak ada yang mengetahui hakekat sebenarnya yang ada didalam hati seseorang. Bahkan pemilik hati itu sendiri terkadang tak mengerti apa yang ada didalam sanubarinya.
Ini bukan sesuatu yang aneh, Allah telah memberikan kepada manusia begitu banyak nikmat, namun kita ingat kembali bersama bahwa semuanya terbatas.
Terkadang kita mendengar orang berkata :
" aku tak mengerti ada apa dengan diriku. Aku tahu ini tak baik tapi aku tak tahu apa yang harus dilakukan lagi. "
Ketahuilah bahwa hidup didunia ini hanya sementara dan bukan selamanya.
Kebanyakan manusia berjalan dimuka bumi ini seolah mereka akan menetap lama disini. Mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Menghabiskan waktu hanya untuk pekerjaan. Mereka telah lupa. Kepada manusia sekalian, hendaklah kalian melihat kepada diri kalian.
Mari kita renungkan nikmat - nikmat berikut:
Mata melihat, namun pandangannya terbatas. Tak bisa ia menembus benda padat. Tak pula ia bisa melihat dalam kegelapan.
Telinga mendengar, namun ia tak bisa mendengan suara dengan frekuensi dibawah 20 Hz atau diatas 20 kHz.
Begitu pula akal. Allah berikan manusia akal untuk berfikir, namun lagi lagi ia adalah nikmat yang memiliki batas. Tak semua hal bisa di selesai kan dengan akal.
Semuanya terbatas.
Semuanya memiliki titik lemah.
Mengapa?
Bukankah yang menjadikan seseorang menangis adalah ketika ia bersedih?
Bukankah yang menjadikan orang tersungkur ketanah adalah karena ia telah letih dan tak tahu lagi kemana kakinya harus melangkah?
Dan... ketika sampan ini mulai oleng..
Oleh dentuman keras ombak dilautan..
Kitapun mulai ketakutan..
Akankah tenggelam disini menjadi akhirnya..
Atau Allah selamatkan kita..
Sebagaimana Allah menyelamatkan nabiNya..
Nuh dan pengikutnya..
Ya Rojai..
Ya Rabbi..
Ketika sampan ini mulai berpaling arah..
Maka luruskan lah ia kembali..
Sungguh perumpamaan yang sangat tepat ketika seseroang bertanya padamu:
" bagaimana aku tahu bahwa Allah itu ada?"
Adalah dengan jawaban :
" pernahkah engkau pergi kelaut menaiki sebuah sampan? Lalu tatkala datang angin kencang dan ombak meninggi membuatmu takut. Saat itu pula engkau merasa tak ada lagi harapan, namun engkau diselamatkan. Menurutmu siapa yang mampu menyelamatkanmu seperti itu selain Allah? "
Tak ada siapa pun selain Dia!.
Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Yang kembali membawamu kepada kebenaran setelah engkau berkubung lama dalam dosa.
Yang mensucikanmu setelah bertahun tahun dan engkau lupa akan panggilan sholatNya.
Yang menerima semua taubatmu
walau ia telah menjunjung setinggi langit diatas sana.
Dialah ALLAH!.
Dialah Allah, yang akan selalu mendengarkan keluh kesahmu.
Dialah Allah, yang akan menjadikan bagimu kemudahan setelah datang kesusahan.
Dialah Allah, yang akan menurunkan ketenangan pada hatimu setelah ia dirundung gundah dan kecemasan.
Pembaca yang lembut hatinya..
Ketika sampan yang kita naiki mulai oleng, yang pertama sekali kita lakukan adalah..
Kembali kepada Allah.
Al mubadaroh..
Bersegera tanpa menunda.
Ini bukan sesuatu yang aneh, Allah telah memberikan kepada manusia begitu banyak nikmat, namun kita ingat kembali bersama bahwa semuanya terbatas.
Terkadang kita mendengar orang berkata :
" aku tak mengerti ada apa dengan diriku. Aku tahu ini tak baik tapi aku tak tahu apa yang harus dilakukan lagi. "
Ketahuilah bahwa hidup didunia ini hanya sementara dan bukan selamanya.
Kebanyakan manusia berjalan dimuka bumi ini seolah mereka akan menetap lama disini. Mengumpulkan harta sebanyak mungkin. Menghabiskan waktu hanya untuk pekerjaan. Mereka telah lupa. Kepada manusia sekalian, hendaklah kalian melihat kepada diri kalian.
Mari kita renungkan nikmat - nikmat berikut:
Mata melihat, namun pandangannya terbatas. Tak bisa ia menembus benda padat. Tak pula ia bisa melihat dalam kegelapan.
Telinga mendengar, namun ia tak bisa mendengan suara dengan frekuensi dibawah 20 Hz atau diatas 20 kHz.
Begitu pula akal. Allah berikan manusia akal untuk berfikir, namun lagi lagi ia adalah nikmat yang memiliki batas. Tak semua hal bisa di selesai kan dengan akal.
Semuanya terbatas.
Semuanya memiliki titik lemah.
Mengapa?
Bukankah yang menjadikan seseorang menangis adalah ketika ia bersedih?
Bukankah yang menjadikan orang tersungkur ketanah adalah karena ia telah letih dan tak tahu lagi kemana kakinya harus melangkah?
Agar kita selalu sadar bahwa kita tak akan bisa apa - apa tanpa pertolongan dan taufiqNya.
Ketahuilah,
Semua kekurangan dan batas kemampuan kita Allah jadikan agar kita selalu dekat denganNya.
Dan... ketika sampan ini mulai oleng..
Oleh dentuman keras ombak dilautan..
Kitapun mulai ketakutan..
Akankah tenggelam disini menjadi akhirnya..
Atau Allah selamatkan kita..
Sebagaimana Allah menyelamatkan nabiNya..
Nuh dan pengikutnya..
Ya Rojai..
Ya Rabbi..
Ketika sampan ini mulai berpaling arah..
Maka luruskan lah ia kembali..
Sungguh perumpamaan yang sangat tepat ketika seseroang bertanya padamu:
" bagaimana aku tahu bahwa Allah itu ada?"
Adalah dengan jawaban :
" pernahkah engkau pergi kelaut menaiki sebuah sampan? Lalu tatkala datang angin kencang dan ombak meninggi membuatmu takut. Saat itu pula engkau merasa tak ada lagi harapan, namun engkau diselamatkan. Menurutmu siapa yang mampu menyelamatkanmu seperti itu selain Allah? "
Tak ada siapa pun selain Dia!.
Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Yang kembali membawamu kepada kebenaran setelah engkau berkubung lama dalam dosa.
Yang mensucikanmu setelah bertahun tahun dan engkau lupa akan panggilan sholatNya.
Yang menerima semua taubatmu
walau ia telah menjunjung setinggi langit diatas sana.
Dialah ALLAH!.
Dialah Allah, yang akan selalu mendengarkan keluh kesahmu.
Dialah Allah, yang akan menjadikan bagimu kemudahan setelah datang kesusahan.
Dialah Allah, yang akan menurunkan ketenangan pada hatimu setelah ia dirundung gundah dan kecemasan.
Pembaca yang lembut hatinya..
Ketika sampan yang kita naiki mulai oleng, yang pertama sekali kita lakukan adalah..
Kembali kepada Allah.
Al mubadaroh..
Bersegera tanpa menunda.
Komentar
Posting Komentar