Pilar Kebahagiaan
Jika engkau memperhatikan bagaimana cara Allah mengatur segala urusanmu
Maka engkau akan meleleh karena cinta kepadanya.
Bagaimana tidak?
.
.
.
Pernahkah kita berfikir berapa banyak manusia yang telah pergi menjauh dari kita?
Berapa banyak sosok yang dahulu begitu mencintai kita, lalu kini mereka terasa sangat asing untuk hati kita.
Kebanyakan diantara mereka pergi karena sikap buruk kita, tak tahan dengan kekurangan kita.
Walau diantara mereka masih ada sosok sosok al aufiyaa'
Yang senantiasa mencintai kita dengan segala kekurangan kita.
Namun, pernahkah kita membayangkan dari awal kita lahir sampai saat ini yang tak pernah meninggalkan kita?
Tak pernah lalai memperhatikan kita?
Dia yang selalu bersamamu dimanapun kamu berada.
Dia yang selalu mengetahui isi hatimu, tanpa engkau ceritakan.
Dia yang selalu memberikan kesempatan kepadamu untuk mendekat kepadaNya.
Engkau lalai padanya di siang hari,
Dia menantimu di malam hari.
Engkau lalai di malam hari,
Dia menantimu di siang hari.
Sadarkah kita bahwa selama ini yang paling pantas kita dekatkan diri dengannya adalah Rabb kita.
Allah Ta'ala
Jika kita mengingat hari hari dimana kita bermaksiat, sungguh betapa suramnya hari hari itu berlalu.
Tidakkah kita berfikir?
Allah bisa saja saat itu mencabut nyawa kita dan berakhirlah kehidupan kita dengan maksiat. Na'udzubillah.
Namun kenyataannya sampai hari ini kita masih bernafas.
Kita masih bisa berjalan dengan kedua kaki kita.
Kita masih bisa melihat dengan kedua mata kita.
Mendengar dengan telinga kita.
Apakah ada manusia yang akan tetap baik kepada kita setelah berkali kali kita khianati dia?
Kita tak kerjakan perintahnya?
Sekarang mari berfikir.
Pernahkan seminggu saja kita tidak berdosa?
5 hari?
3 hari?
1 hari?
Hampir tiap hari kita melakukan dosa.
Namun walapun begitu, Allah masih saja memberikan kita rahmat berupa udara untuk bernapas, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan.
Bayangkan betapa Maha Pengasihnya Allah.
Allah tidak tinggalkan kita sendirian dalam kesesatan, Allah itu sangat sayang dengan hambaNya.
Kini lihat lah diri kita.
Alhamdulillah..
Sudah menurut aurat,
Sudah rajin membaca alquran,
Sudah belajar ilmu agama,
Kira kira siapa yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang?
Imam ibnul qoyyim al jauziyah berkata dalam kitab beliau fawaidul fawaid:
Orang yang menemui kesulitan besar dalam meninggalkan kebiasaan buruk pada hakikatnya bukanlah orang yang berusaha meninggalkannya karena mengharap ridha Allah.
Adapun orang yang meninggalkannya mengharap ridho Allah dengan penuh kesungguhan dan dengan hati yang ikhlas, ia tidak akan mendapatkan kesulitan besar dalam upaya meninggalkannya kecuali pada tahap permulaan nya saja, sebab pada bagian permulaan itu ia sedang diuji
Apakah ia sungguh-sungguh dalam meninggalkan kebiasaan buruk tersebut atau hanya berpura-pura saja.
Jika ia bisa sedikit bersabar saat menemui kesulitan yang dihadapinya niscaya kesulitan tersebut akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.
Ibnu Sirin berkata : " aku pernah mendengar Syuraih bersumpah ; 'demi Allah tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah melainkan dia pasti mendapatkan kembali apa yang hilang itu '"
Begitu pula perkataan ulama : "Siapa saja yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan memberi ganti yang lebih baik dari sesuatu tersebut"
Ucapan Ibnu Sirin dan pernyataan ulama yang telah kami kutipkan diatas benar adanya hanya saja pengganti sesuatu yang ditinggalkan karena Allah itu bermacam-macam pengganti yang paling besar adalah merasa begitu dekat dengan Allah mencintainya dan merasakan ketentraman hati ketika bersamanya hati orang yang bertobat itupun menjadi lebih kuat semangat gembira dan Ridho kepada Rabbnya.
.
.
Benar.
Untuk meninggalkan hal yang kita cintai namun ia termasuk larangan Allah sangatlah berat.
Sering sekali kita harus merelakan sesuatu dan menjauhinya, karena kita tahu Allah tidak menyukainya.
Disaat ujian seperti ini terasa berat, hati terasa sakit, jiwa mulai menyerah ..
Ingat..
Bukankah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang?
Pilar kebahagiaan adalah senantiasa bergantung kepada Allah.
Namun apakah kebahagiaan semacam ini bisa dirasakan semua orang?
Bisa dicapai oleh siapa saja?
Jawabannya tidak.
Karena Allah berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(Az zumar: 9)
Tidak akan tercapai kelezatan dan ketentraman ketika mengingat Allah bagi mereka yang tidak mengenal Allah.
Tidak akan terasa ketenangan dan kebahagiaan ketika mengingat Allah bagi mereka yang tidak mengetahui siapa Allah.
Dengan menyadari bahwa Allah begitu sayang kepada hambaNya, selalu memerhatikannya, mendengar keluh kesahnya, menjawab kebutuhannya, maka akan tertanamlah bibit muroqobatullah didalam diri kita. Dan tidaklah tingkat muroqobatullah itu diraih kecuali dengan mengenal Allah. Mengetahui sifat sifat dan nama nama Allah.
Allah itu Maha Penyayang
Allah itu Maha Adil
Allah itu Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Dengan belajar dan terus mengenal siapa itu Allah, maka kita akan senantiasa rindu berjumpa dan meleleh karena cinta kepadaNya.
Selamat menuntut ilmu!
.
.
.
Pernahkah kita berfikir berapa banyak manusia yang telah pergi menjauh dari kita?
Berapa banyak sosok yang dahulu begitu mencintai kita, lalu kini mereka terasa sangat asing untuk hati kita.
Kebanyakan diantara mereka pergi karena sikap buruk kita, tak tahan dengan kekurangan kita.
Walau diantara mereka masih ada sosok sosok al aufiyaa'
Yang senantiasa mencintai kita dengan segala kekurangan kita.
Namun, pernahkah kita membayangkan dari awal kita lahir sampai saat ini yang tak pernah meninggalkan kita?
Tak pernah lalai memperhatikan kita?
Dia yang selalu bersamamu dimanapun kamu berada.
Dia yang selalu mengetahui isi hatimu, tanpa engkau ceritakan.
Dia yang selalu memberikan kesempatan kepadamu untuk mendekat kepadaNya.
Engkau lalai padanya di siang hari,
Dia menantimu di malam hari.
Engkau lalai di malam hari,
Dia menantimu di siang hari.
Sadarkah kita bahwa selama ini yang paling pantas kita dekatkan diri dengannya adalah Rabb kita.
Allah Ta'ala
Jika kita mengingat hari hari dimana kita bermaksiat, sungguh betapa suramnya hari hari itu berlalu.
Tidakkah kita berfikir?
Allah bisa saja saat itu mencabut nyawa kita dan berakhirlah kehidupan kita dengan maksiat. Na'udzubillah.
Namun kenyataannya sampai hari ini kita masih bernafas.
Kita masih bisa berjalan dengan kedua kaki kita.
Kita masih bisa melihat dengan kedua mata kita.
Mendengar dengan telinga kita.
Apakah ada manusia yang akan tetap baik kepada kita setelah berkali kali kita khianati dia?
Kita tak kerjakan perintahnya?
Sekarang mari berfikir.
Pernahkan seminggu saja kita tidak berdosa?
5 hari?
3 hari?
1 hari?
Hampir tiap hari kita melakukan dosa.
Namun walapun begitu, Allah masih saja memberikan kita rahmat berupa udara untuk bernapas, mata untuk melihat, kaki untuk berjalan.
Bayangkan betapa Maha Pengasihnya Allah.
Allah tidak tinggalkan kita sendirian dalam kesesatan, Allah itu sangat sayang dengan hambaNya.
Kini lihat lah diri kita.
Alhamdulillah..
Sudah menurut aurat,
Sudah rajin membaca alquran,
Sudah belajar ilmu agama,
Kira kira siapa yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya yang terang benderang?
Jawabannya Allah ta'ala
Imam ibnul qoyyim al jauziyah berkata dalam kitab beliau fawaidul fawaid:
Orang yang menemui kesulitan besar dalam meninggalkan kebiasaan buruk pada hakikatnya bukanlah orang yang berusaha meninggalkannya karena mengharap ridha Allah.
Adapun orang yang meninggalkannya mengharap ridho Allah dengan penuh kesungguhan dan dengan hati yang ikhlas, ia tidak akan mendapatkan kesulitan besar dalam upaya meninggalkannya kecuali pada tahap permulaan nya saja, sebab pada bagian permulaan itu ia sedang diuji
Apakah ia sungguh-sungguh dalam meninggalkan kebiasaan buruk tersebut atau hanya berpura-pura saja.
Jika ia bisa sedikit bersabar saat menemui kesulitan yang dihadapinya niscaya kesulitan tersebut akan berubah menjadi sebuah kenikmatan.
Ibnu Sirin berkata : " aku pernah mendengar Syuraih bersumpah ; 'demi Allah tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah melainkan dia pasti mendapatkan kembali apa yang hilang itu '"
Begitu pula perkataan ulama : "Siapa saja yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan memberi ganti yang lebih baik dari sesuatu tersebut"
Ucapan Ibnu Sirin dan pernyataan ulama yang telah kami kutipkan diatas benar adanya hanya saja pengganti sesuatu yang ditinggalkan karena Allah itu bermacam-macam pengganti yang paling besar adalah merasa begitu dekat dengan Allah mencintainya dan merasakan ketentraman hati ketika bersamanya hati orang yang bertobat itupun menjadi lebih kuat semangat gembira dan Ridho kepada Rabbnya.
.
.
Benar.
Untuk meninggalkan hal yang kita cintai namun ia termasuk larangan Allah sangatlah berat.
Sering sekali kita harus merelakan sesuatu dan menjauhinya, karena kita tahu Allah tidak menyukainya.
Disaat ujian seperti ini terasa berat, hati terasa sakit, jiwa mulai menyerah ..
Ingat..
Bukankah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang?
Pilar kebahagiaan adalah senantiasa bergantung kepada Allah.
Namun apakah kebahagiaan semacam ini bisa dirasakan semua orang?
Bisa dicapai oleh siapa saja?
Jawabannya tidak.
Karena Allah berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
(Az zumar: 9)
Tidak akan tercapai kelezatan dan ketentraman ketika mengingat Allah bagi mereka yang tidak mengenal Allah.
Tidak akan terasa ketenangan dan kebahagiaan ketika mengingat Allah bagi mereka yang tidak mengetahui siapa Allah.
Dengan menyadari bahwa Allah begitu sayang kepada hambaNya, selalu memerhatikannya, mendengar keluh kesahnya, menjawab kebutuhannya, maka akan tertanamlah bibit muroqobatullah didalam diri kita. Dan tidaklah tingkat muroqobatullah itu diraih kecuali dengan mengenal Allah. Mengetahui sifat sifat dan nama nama Allah.
Allah itu Maha Penyayang
Allah itu Maha Adil
Allah itu Maha Melihat dan Maha Mengetahui.
Dengan belajar dan terus mengenal siapa itu Allah, maka kita akan senantiasa rindu berjumpa dan meleleh karena cinta kepadaNya.
Selamat menuntut ilmu!
Aozora.F
Jakarta 28/9/19
Komentar
Posting Komentar