Cemburu yang Indah
Sebuah pengalaman indah tentang rasa cemburu.
Malam itu,
aku dengan berat hati mengabarkan kepada murid - murid kelas bahasa arab bahwa jadwal yang sebelumnya kita sepakati harus diubah. kira - kira sudah sebulan yang lalu aku mengajar mereka, namun karena tawaran mengajar di sekolah juga kuterima akhirnya jadwal senin pagi itu terpaksa aku ubah.
Segera saja banyak murid yang menyetujui saranku itu, kerena mereka bertekad ingin mengikuti waktu luangku. Namun diantara jawaban setuju itu, ada seorang murid yang bersedih hati. Ia langsung mengabari bahwa ia tak bisa hadir di hari kamis, ada kelas yang sudah lama bahkan sejak ia belum tahu banyak akan ilmu al quran yang tak bisa ia tinggalkan. Lalu murid ini mengirimiku pesan secara pribadi. Ia bercerita panjang lebar sambil menangis, berat hatinya meninggalkan kelas.
Aku benar - benar tersentuh dengan semangat belajarnya. Betapa bersih hatinya sehingga Allah berikan tekad sekuat itu. Yang mana banyak orang diluar sana memiliki waktu dan kesempatan untuk belajar, bahkan ia sebenarnya memiliki guru dirumahnya, di tempat ia tinggal dan bermalam, namun ia tak tergerak untuk duduk belajar dari guru tersebut. Sedangkan murid ini, jauh dari ustadzahnya, namun hatinya rindu akan ilmu. Tak mampu ku bendung lagi, air mataku menetes seiring dengan kepalaku yang mulai terasa berat. Ya Allah, hanya kepadaMu kami meminta pertolongan.
Setelah sholat isya, aku mendapat pesan dari kakak kelas bahwa kami menerima jadwal baru. Ketika aku mencari jadwalku, langsung ku periksa jadwal dihari senin. Maa syaa Allah ternyata jadwal yang tadinya di jam 10:30 menjadi jam 11:10. Hatiku tertegun sejenak, apakah ini jawaban dari doa murid tadi, bukankah ia baru saja berkata akan curhat kepada Allah?
Singkat cerita ku kabarkan berita bahagia ini ke grup belajar, semua memuji Allah dan bersyukur atas skenario yang sangat indah ini. Terutama murid tadi, yang telah menginspirasi seseorang tanpa ia sadari. Ya, orang itu adalah aku sendiri.
♡♡♡
Para pembaca sekalian, Imam ibnul qoyyim berkata dalam kitab Raudhatul mahhbub min kalam muharrikil qulub:
Maka mereka yang jujur cintanya, pasti akan merasakan cemburu bila ada yang mendekat kepada yang ia cintai.
Akhwati fillah..
Sangat disayangkan kebanyakan dari manusia sekarang biasa - biasa saja ketika membaca Al-quran, tidak ada cinta yang ia rasakan, tidak ada rindu, tidak ada takut dan harap, Subhanallah.
Beberapa jam yang lalu?
Beberapa hari yang lalu?
Atau sebulan? Setahun?
Sungguh jika dihati kita ada kecemburuan kepada orang - orang soleh, maka berbahagialah ia, karena itu adalah ceburu yang indah, buah manis dari cinta kepada Allah.
Pekanbaru kota bertuah
13 juli 2019
Aozora.F
aku dengan berat hati mengabarkan kepada murid - murid kelas bahasa arab bahwa jadwal yang sebelumnya kita sepakati harus diubah. kira - kira sudah sebulan yang lalu aku mengajar mereka, namun karena tawaran mengajar di sekolah juga kuterima akhirnya jadwal senin pagi itu terpaksa aku ubah.
" Afwan akhwati, senin pagi ana mengajar di sekolah jam 10:30, kalau kita ubah jam belajar kita dari senin ke kamis bagaimana?"
" Ustadzah, ana sangat senang belajar dengan anti. Ana sudah khususkan waktu senin pagi untuk hadir di kelas anti, tapi kalau diganti ke kamis pagi ana tidak bisa, karena ana juga belajar ditempat lain. Ana disana sejak ana kecil, disana ana belajar dari awal. Ana malu sama diri ana, anti ustadzah disana dan seharusnya ana menyesuaikan waktu ana dengan anti. Teman - teman sudah setuju dengan jadwal baru. Sudah waktunya sholat maghrib, ana izin dulu ustadzah, mau curhat sama Allah"
Aku benar - benar tersentuh dengan semangat belajarnya. Betapa bersih hatinya sehingga Allah berikan tekad sekuat itu. Yang mana banyak orang diluar sana memiliki waktu dan kesempatan untuk belajar, bahkan ia sebenarnya memiliki guru dirumahnya, di tempat ia tinggal dan bermalam, namun ia tak tergerak untuk duduk belajar dari guru tersebut. Sedangkan murid ini, jauh dari ustadzahnya, namun hatinya rindu akan ilmu. Tak mampu ku bendung lagi, air mataku menetes seiring dengan kepalaku yang mulai terasa berat. Ya Allah, hanya kepadaMu kami meminta pertolongan.
Setelah sholat isya, aku mendapat pesan dari kakak kelas bahwa kami menerima jadwal baru. Ketika aku mencari jadwalku, langsung ku periksa jadwal dihari senin. Maa syaa Allah ternyata jadwal yang tadinya di jam 10:30 menjadi jam 11:10. Hatiku tertegun sejenak, apakah ini jawaban dari doa murid tadi, bukankah ia baru saja berkata akan curhat kepada Allah?
Singkat cerita ku kabarkan berita bahagia ini ke grup belajar, semua memuji Allah dan bersyukur atas skenario yang sangat indah ini. Terutama murid tadi, yang telah menginspirasi seseorang tanpa ia sadari. Ya, orang itu adalah aku sendiri.
♡♡♡
Tidakkah kita cemburu dengannya, disaat kebanyakan orang mengeluhkan masalahnya kepada manusia namun ia memilih Allah Tuhan alam semesta??
Rasanya sedikit sekali sosok seperti dia di zaman ini.
Rasanya sedikit sekali sosok seperti dia di zaman ini.
Tidakkah kita cemburu ??? Bagaimana sebenarnya ia membangun hubungan dengan Rabbnya ? Sedekat apa ia ? Tak ada yang terbesit dihatinya selain : aku mau curhat sama Allah.
" Cemburu adalah konsekuensi dari cinta"
Akhwati fillah..
Sudahkah kita cemburu kepada mereka yang rela tidak tidur dimalam hari untuk bermunajat, berduaan dengan Rabbnya?
Sudahkah kita cemburu kepada mereka yang lisannya tidak kering dari dzikir kepada Allah? Di jalan ia berdzikir, di transportasi umum, di tempat kerja, di ruang tunggu, semua ia habiskan untuk bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir.
Sudahkah kita cemburu kepada mereka yang bergetar hatinya ketika ayat - ayat Allah dibacakan? Air mata kerinduan mengalir karena ingin melihat wajah Allah disurga kelak. Hatinya sangat rindu kepada Allah, sangat ingin tinggal dekat dengan Allah dibawah arsy-Nya. Hatinya fokus kepada akhirat.
Sudahkah kita cemburu dengan mereka yang menyibukkan diri dengan kalamallah bukan dengan handphone?
Sudahkah kita cemburu dengan mereka yang menyibukkan diri dengan kalamallah bukan dengan handphone?
Sangat disayangkan kebanyakan dari manusia sekarang biasa - biasa saja ketika membaca Al-quran, tidak ada cinta yang ia rasakan, tidak ada rindu, tidak ada takut dan harap, Subhanallah.
Bagaimana seseorang bisa tenang hidupnya apabila hatinya telah melupakan Allah?
Kapan terakhir kali curhat kepada Allah sambil menguraikan derai air mata?
Kapan terakhir kali duduk di majelis ilmu lalu muncullah rasa takut akan dosa - dosa?
Kapan terakhir membaca biografi para nabi dan sahabat lalu terenyuh dengan kasih sayang Allah kepada mereka?
Kapan terakhir duduk sendirian, mengingat maksiat yang telah diperbuat, lalu menangis dan memohon ampunan kepada Allah..?
Beberapa jam yang lalu?
Beberapa hari yang lalu?
Atau sebulan? Setahun?
Kembalilah kepada Allah dengan air mata taubat
Kembalilah sebelum ajal datang dan terlambat
Sungguh jika dihati kita ada kecemburuan kepada orang - orang soleh, maka berbahagialah ia, karena itu adalah ceburu yang indah, buah manis dari cinta kepada Allah.
Pekanbaru kota bertuah
13 juli 2019
Aozora.F
Komentar
Posting Komentar