Nasehat Sebelum Menghadapi Ujian


بسم الله الرحمن الرحيم 

Kini musim ujianpun tiba.  Suasana kampus sangat sepi, mengapa? Berbeda dengan beberapa perkuliahan diluar sana, kampus ini meliburkan mahasiswa dari senin lalu sampai kamis ini, agar mereka mendapatkan waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum menghadapi UAS.

Ada sebuah nasehat yang sangat berharga. Nasehat ini dikutip dari pertanyaan seorang murid kepada gurunya, syaikh asy- syinqithi.  Memang, nama beliau sudah tak asing lagi. Beliau terkenal dengan gaya penyampaian nasehatnya menggunakan bahasa yang sangat baik. Mari kita simak nasehat dari syaikh - semoga Allah merahmati beliau dan kita semua-.

" pertama tama, aku menasihatkan para penuntut ilmu untuk bertaqwa kepada Allah. Engkau sedang dirundung gelisah. Dilumuri kegundahan, apabila engkau meminta kepada Allah pertolongan niscaya Ia akan menolongmu dan memberikan taufiqNya untukmu.

Nasihat kedua, jangan sekali kali engkau mengandalkan kemampuan diri sendiri.
Berikut saya akan ceritakan sebuah kisah dari seorang pemuda: 

Suatu hari aku masuk kedalam kelas untuk mengikuti ujian. Aku benar -benar telah menghapal pelajaran dengan sangat baik. Seraya bergumam didalam hati : apakah ada satu soal saja didalam kurikulum yang aku tak mampu menjawabnya? Sampai pada akhirnya kesombongan mulai muncul. Ketika kertas soal dibagikan, maka disaat itu pula semua hapalanku hilang dan tak tersisa apa-apa. Aku terdiam cukup lama, sekitar seperempat jam, sampai aku sadar bahwa aku telah melakukan kesalahan. Aku bergantung dengan hapalanku dan usahaku. Disaat itu pula aku menyesal dan beristigfar. Tak lama kemudian Allah membukakan pintu jawaban untukku. 

Kisah lainnya..
Suatu hari imam mawardi ( seorang imam yang terkenal akan ilmu Fiqh ) berbicara didalam dirinya tentang nikmat dari Allah kepadanya berupa pemahaman yang luar biasa luas didalam ilmu Fiqh. Seraya berbisik didalam hati : apakah ada satu permasalahan Fiqh yang aku tidak ketahui? Sombong mulai merasuki diri beliau. Ketika beliau berjalan ke mesjid dan duduk diantara murid2 beliau, tiba -tiba datang seorang bapak dengan anak perempuannya. Beliau berkata : anak ini telah haid dan perkaranya seperti ini dan begini, maka berilah kami fatwa. Dia adalah salah satu permasalahan didalam bab haid dan saya tidak mampu memberikannya jawaban apapun. Sampai murid -murid disekitar saya keheranan. Kemudian bapak itu pergi dan lewat didekat beliau seorang yang masih muda seraya bertanya hal yang sama kepadanya. Pemuda itupun menjawab : begini dan begini. Kemudian sang bapak berkata : engkau jauh lebih baik dari dia yang duduk disana. 
Saat itu aku sadar, bahwa Allah menghinakanku ketika aku bergantung kepada kemampuanku.

Subhanallah.. Rasulullah صلى الله عليه و سلم  berkata dengan penuh tawadhu' didalam doa beliau: 

Saat engkau memasuki kelas, serahkan urusanmu kepada Allah.. bukan kepada kemampuanmu, bukan pada kecerdasanmu, bukan juga pada kemudahan yang diberikan oleh gurumu. 

Perhatikan pula hal ini..
Ketika engkau masuk ke ruang ujian, dan engkau telah mempersiapkan diri dengan matang untuk itu, maka engkau akan dapati dirimu duduk manis dengan wajah penuh kebahagiaan. Engkau menanti lembaran soal dibagikan. 
Adapun mereka yang terasa sempit baginya dunia, akan masuk dengan penuh ketakutan. 

Allah ta'ala berfirman: 

( ۗ أَفَمَنْ يُلْقَىٰ فِي النَّارِ خَيْرٌ أَمْ مَنْ يَأْتِي آمِنًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ)Apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka yang lebih baik ataukah mereka yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat? Lakukanlah apa yang kamu kehendaki! Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. 
Ini adalah keadaan manusia di hari kiamat. Barang siapa yang beramal baik di dunia, maka ia akan bahagia dengan penerimaan catatan amalnya, dan sebaliknya.

Nasihat ketiga.."
Bersambung in syaa Allah ..

Jakarta/7/12/2018
Aozora.F

Komentar

Postingan Populer