Memupuk rasa syukur

Perang Thaif

Mari simak sejarah Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersama kaum Anshor yang berikut ini.

Perang ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari perang Hunain, setelah mengumpulkan harta rampasan  perang di  ji'ranah Nabi langsung menuju thoif, ini terjadi pada bulan yang sama yaitu syawal 8 Hijriyah.

Setelah itu Nabi berhenti di suatu tempat di dekat benteng kota, untuk sementara beliau bermarkas di sana dan memerintahkan untuk mengepung benteng itu.

Kemudian pasukan kaum muslimin berhasil melubangi beberapa bagian dinding dengan peluru peluru batu yang mereka tembakan hingga mereka bisa membakar benteng .

Setelah mengakhiri pengepungan Rasulullah pergi dari Thoif dan singgah di ji'ronah untuk beberapa hari. Disinilah Rasulullah membagikan harta rampasan perang.

Rasulullah memberi Hakim bin Hizam 100 ekor unta Tetapi dia minta 100 ekor lagi dan beliau mengabulkannya.

Kemudian Rasulullah memberikan 100 ekor unta kepada Sofwan bin Umayyah kemudian 100 lagi dan 100 lagi

Rasulullah  memberikan 100 ekor unta kepada Harits bin harits bin kaladah, demikian pula para pemimpin Quraisy dan suku-suku lainnya.

Pembagian harta rampasan dilakukan berdasarkan suatu strategi yang amat bijaksana namun persentase pembagian nya tidak bisa dipahami secara bijak pada mulanya, beberapa orang melakukan protes termasuk kaum Anshor , melihat situasi yang kurang kondusif ini Saad bin ubadah menemui Rasulullah untuk melaporkan pada beliau :

sesungguhnya di dalam diri sejumlah orang Anshor ada ganjalan terhadap diri anda karena pembagian harta rampasan yang anda lakukan anda membagi-bagikannya kepada kaum anda sendiri Anda juga membagi-bagikannya dalam jumlah besar kepada kabilah kabilah Arab sedangkan orang Anshor tidak menerima jatah sedikitpun.

Rasulullah bertanya pada saad :

lalu Di manakah posisimu?

 saat saat menjawab:

 Rasulullah tidak ada pilihan bagiku kecuali berpihak kepada kaum ku.

Rasulullah  berkata :

 kalau begitu kumpulkanlah orang orang Anshor.

 Ketika orang-orang Anshar telah berkumpul Rasulullah mendatangi mereka setelah memuji dan mengagungkan Allah beliau bersabda:

 saudara-saudara Anshor aku mendengar suara-suara Sumbang tentang kalian dan adanya perasaan yang mengganjal dari kalian terhadap diriku Bukankah aku datang ketika kalian dalam keadaan sesat Lalu Allah memberi kalian petunjuk Bukankah kalian dahulu dalam keadaan miskin Lalu Allah membuat kalian kaya Bukankah kalian dahulu saling bermusuhan Lalu Allah menyatukan hati kalian

orang-orang Anshar menjawab :

Benar Allah dan rasulnya lebih Dermawan dan lebih banyak karena karunia-nya

Rasulullah melanjutkan:

 Apakah Di hati kalian saudara-saudara Anshor masih ada hasrat akan dunia dengan sekelumit dunia itu aku ingin mengambil hati golongan orang agar mereka memeluk Islam sementara aku sudah yakin dengan keislaman kalian Tidakkah kalian Rela orang-orang itu pergi membawa kambing dan unta sedangkan kalian pulang ke kampung halaman membawa Rasulullah? demi Dzat yang jiwaku dalam genggamannya kalau lah bukan karena hijrah pasti aku termasuk orang Anshor seandainya orang orang melewati celah gunung dan kaum Anshor melewati celah Gunung yang lain tentu aku akan memilih Celah yang dilewati kaum Anshor .

orang-orang Anshar bercucuran air mata mendengar Sabda dan doa Nabi sehingga pipi dan jenggot mereka basah kuyup mereka berkata
 kami ridha kepada Rasulullah dalam soal pembagian dan jatah bagian.

Lihatlah bagaimana dermawannya Rasul kita kepada orang orang yang baru saja masuk islam. Beliau berikan harta seakan beliau tak takut akan kemiskinan. Itu dengan mereka yang baru masuk islam. Apatah lagi dengan para sahabat yang telah lama bersama beliau?
Menemani beliau dalam lika liku dakwah.
Tentu beliau akan melebihkan mereka.

Namun, sebuah pelajaran berharga yang harus kita pahami bersama adalah: 
Tentang memupuk rasa syukur.
Ya.. sering sekali rumput tetangga terlihat lebih hijau dimata.
Ya.. sering sekali tawa dan canda di luar sana membuat suasana rumah mengidamkannya.

Seperti ketika kaum Anshor رضي الله عنهم melihat harta yang Rasulullah bagikan untuk penduduk mekkah. Mereka memandang bahwa harta itu lebih baik. Dan mereka lupa bahwa Rasulullah  seusai perang akan pulang bersama mereka. Apalagi yang lebih nikmat selain tinggal bersama Rasulullah. Tak ada nikmat melebihi itu.

Begitulah..
Berapa seringnya kita melihat mobil mewah para pejabat dan lupa bahwa alhamdulillah keluarga kita dapat berkumpul bersama dalam keadaan sehat. Kita masih memiliki Ayah, Ibu dan saudara saudari. Bisa saja mereka yang kaya begitu sibuk sampai tak memiliki waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Begitu banyak orang kaya maupun tenar merindukan suasana nyaman ditegah keluarga mereka. Mungkin yang kita lihat dipagi hari mereka memakai jas kebanggan menuju kantornya, sedangkan dimalam hari pulang dalam kepenatan hidup dan hati yang gundah.

Syukurilah hidup kita saat ini.

Rasulullah bersabda: 

مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ، مُعَافًى فِي جَسَدِهِ، عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ، فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا

“Barangsiapa yang melewati harinya dengan perasaan aman dalam rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seakan-akan ia telah memiliki dunia seisinya.” (HR. Tirmidzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Lihatlah..
Banyak yang mengira menjadi artis atau figur terkenal menyenangkan. Namun tahukah kita? Mereka kadang meneguk pil pil pahit ketika membuka akun sosial media mereka. Tak sedikit dari mereka yang memilih mengakhiri hidup. Na'udzubillah. Apa penyebabnya?
Tak adanya iman didalam hati.
Tak adanya ma'rifatullah. 

Dalam sebuah percakapan antara guru dengan muridnya, sang guru berucap, 

“Di dunia ini ada suatu surga. Barang siapa yang tidak mau memasukinya, niscaya dia tidak akan masuk surga di akhirat.”

Begitulah yang disampaikan oleh seorang guru yang tak lain adalah Imam Ibnu Taimiyah kepada salah satu murid terbaiknya Ibnul Qayyim Al Jauziyah. Maksud surga di dunia ini adalah.. Ma'rifatullah 

Lihatlah.. 
Ketika seorang hamba mengenal Rabbnya, maka ia tahu bahwa . Dengan ma'rifatullah hati menjadi tentram. Masalah yang datangpun tak membuat stres.  

Bukankah ketika seseorang mengenal presiden dia akan berkata: 

" tenang saja.. Masalah ini nanti saya minta tolong presiden menyelesaikannya."

" jangan khawatir, pak presiden kenal saya. Ini mudah bagi beliau."

Apatah lagi ketika seorang hamba mengenal Rabbnya. Ia akan senantiasa merasa tentram dan damai karena ia tahu Allah maha kuasa atas segala sesuatu. 

Allah berfirman: 

(بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ)
[سورة البقرة 117]
(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Mulai saat ini mari memupuk rasa syukur. Bila kita senantiasa melihat kepada mereka yang berada dibawah kita, maka itu akan semakin menyuburkan bibit bibit rasa syukur didalam hati kita. Disaat Allah mengambil sesuatu dari kita, yakinlah Allah akan ganti dengan yang lebih baik lagi. Maka bersyukurlah diatas musibah. 



Pekanbaru kota bertuah
25/12/18
Aozora.F

Komentar

Postingan Populer